Menjaga Anak Tetap Aman Saat Online

by / Friday, 05 June 2020 /
Post Image Wabah Coronavirus telah mengakibatkan perubahan pola dalam banyak kegiatan, termasuk untuk sekolah. Siswa di banyak negara dipaksa untuk belajar dari rumah dan sekolah ditutup untuk menghindari keramaian dan mengurangi risiko penularan Covid-19. Beberapa daerah di Indonesia mulai melonggarkan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) dan bersiap menghadapi new normal. Hingga saat ini, kita masih harus menunggu pengumuman resmi kapan sekolah akan dibuka kembali.

Sementara itu, anak-anak dan remaja menghabiskan lebih banyak waktu online di ponsel, tablet, laptop, dan video game mereka. Tetap terhubung dengan teman-teman dan rekan mereka akan membantu mereka mengurangi dampak isolasi dan tetap terlindung dari pandemi. Ini mendorong mereka untuk mengejar minat mereka, tetap dekat dengan teman-teman mereka dan mendapatkan update tentang apa yang terjadi di luar sana. Tetapi resiko dan bahaya dapat muncul dengan sendirinya jika tidak ada jaringan pengamanan, seperti menjadi target kriminal orang dewasa, game, dan konten berbahaya.

Bagaimana Anda dapat melindungi anak-anak Anda dari risiko daring? Bagaimana Anda menyeimbangkan keamanan dan isolasi?

1) Penggunaan teknologi:
• Pengaturan kontrol orangtua; batasi waktu online
• Atur pengaturan privasi yang ketat pada aplikasi dan game online
• Aktifkan SafeSearch di browser
• Tutup webcam saat tidak digunakan

2) Ciptakan kebiasaan online yang sehat dan aman
• Bantu anak-anak Anda belajar cara merahasiakan informasi pribadi, terutama dari orang asing.
• Libatkan anak atau remaja Anda dalam membuat peraturan keluarga tentang penggunaan perangkat teknologi yang sehat.
• Ciptakan ruang dan waktu bebas tanpa perangkat di rumah Anda (makan, tidur, bermain, dan tugas sekolah).

3) Habiskan waktu bersama anak atau remaja Anda saat online
• Jelajahi situs web, media sosial, game, dan aplikasi bersama.
• Bicaralah dengan anak remaja Anda tentang cara melaporkan konten yang tidak pantas.

4) Jaga keamanan anak Anda dengan komunikasi terbuka
• Waspada terhadap tanda-tanda keresahan. Perhatikan apakah anak Anda sedang kesal, menarik diri, tertutup, atau bahkan terobsesi dengan aktivitas online.
• Beri tahu anak Anda bahwa jika mereka mengalami sesuatu saat online yang membuat mereka merasa tidak nyaman atau takut, mereka dapat berbicara dengan Anda dan Anda tidak akan marah atau menghukum mereka.
• Ciptakan hubungan saling percaya dan komunikasi terbuka melalui dukungan dan dorongan positif.
• Hanya berada di ruangan yang sama dengan anak Anda atau bisa melihat anak Anda di komputer tanpa bisa melihat layar tidak cukup. Anda harus benar-benar memperhatikan dan melihat apa yang dilihat anak Anda. Simpan komputer di tempat sentral, seperti ruang tamu, sehingga Anda dapat melacak apa yang dilakukan anak Anda saat Anda membuat makan malam atau melakukan aktifitas lain.

Filipina memutuskan untuk tidak mengizinkan siswa kembali ke sekolah sampai vaksin COVID-19 tersedia, sementara Korea Selatan memutuskan untuk membuka kembali sekolah setelah wabah Covid-19 mulai mereda dan siswa harus mengikuti protokol kesehatan yang berlaku untuk mencegah munculnya kasus baru. Peraturan saat sekolah-sekolah di Indonesia dibuka kembali tentu berbeda dari negara lain dan sampai kita mendapat informasi dari Pemerintah atau sampai kita berada dalam kondisi ‘new normal’, maka kita harus menjaga anak-anak kita tetap aman bahkan ketika mereka tinggal di rumah - tidak hanya dari coronavirus tetapi juga dari resiko dunia maya.

Lebih penting daripada sebelumnya untuk waspada dan mengetahui informasi tentang bahaya online yang mungkin dihadapi anak-anak Anda. Jaga agar mereka aman, tetap positif dan saat tinggal bersama di rumah ini gunakan untuk menjadi lebih kuat dan bersama menjadi lebih baik sebagai satu keluarga.





Pictures: Freepik.com
TOP